Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-13 09:33:11【Tempat Makan】122 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(7629)
Artikel Terkait
- Ahli gizi bagikan kiat mengolah makanan yang memengaruhi kalori
- BSI target nilai bisnis emas mencapai Rp100 triliun pada 2030
- Komdigi hadirkan Garuda Spark Medan untuk pengembangan talenta digital
- Mewujudkan ekonomi berkeadilan tanpa tambang
- PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi
- 56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan
- Polri gelar tanam jagung kuartal IV guna dukung swasembada pangan
- BGN beri bimbingan teknis kepada penjamah makanan di Lampung
- Siasat bersihkan rumah terdampak banjir dari kuman penyebab penyakit
- Feature: Banyak pegawai federal AS andalkan bantuan pangan
Resep Populer
Rekomendasi

Laba bersih PalmCo tumbuh 84 persen jadi Rp3,48 T di kuartal III

Perkuat kemitraan, ASEAN

Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?

Akademisi dukung keberlanjutan MBG demi generasi emas Indonesia

Menteri PU tinjau pembangunan floodway atasi banjir di Medan

PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan

16 spesies burung migran terpantau tiba di NTB

BPOM respon sirop obat dari India diduga ber